Asesmen Kinerja
Asesmen
kinerja dapat digunakan sebagai alternatif dari tes yang selama ini banyak
digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik di persekolahan.
Dengan asesmen kinerja ini, diharapkan proses pengukuran hasil belajar tidak
lagi dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak menarik dan bukan merupakan
bagian yang terpisah dari proses pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan
asesmen kinerja menjadi penting dalam proses pembelajaran karena dapat
memberikan informasi lebih banyak tentang kemampuan peserta didik dalam proses
maupun produk, bukan sekedar memperoleh informasi tentang jawaban benar atau
salah saja.
Atas
dasar inilah maka penggunaan asesmen kinerja dari tes kertas dan pensil
merupakan kebutuhan yang mendesak untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran
dan penilaian yang memenuhi standar nasional pendidikan.
Pada
dimensi lain, Mansyur (2009) berpendapat bahwa penggunaan penilaian berdasarkan
pendekatan konvensional seperti penggunaan tes terstandar layaknya tes tertulis
(essay) dan pilihan ganda belum memberikan gambaran yang lengkap /komprehensip
tentang kemampuan individu yang dinilai. Oleh karena itu, penilaian kinerja
menjadi alternatif untuk mengungkap secara utuh kemampuan individu tersebut dan
sangat cocok dterapkan dalam penilaian di kelas.
W.J
Pophan ( 1995) , pengamatan-pengamatan yang informal pada umumnya melibatkan
pengamatan para guru hanya satu bagian dari suatu perilaku yang kompleks,
sedangkan penilaian-penilaian kinerja pada umumnya melibatkan pengamatan atas
seluruh perilaku-perilaku yang kompleks. Sebagai tambahan,
pengamatan-pengamatan yang informal pada umumnya dilaksanakan sebagai penilaian
yang berkembang , sedangkan penimbangan prestasi lebih pada umumnya digunakan
sebagai penilaian-penilaian sumatif., dan terkadang kedua jenis penilaian
tersebut akan tumpang tindih .
Dari
paparan di atas maka asesmen kinerja adalah salah satu alternatif penilaian
yang tergolong tradisional. Selama penilaian kinerja, para siswa itu diminta
untuk menyelesaikan beberapa aktivitas dan diamati oleh guru dan kadang-kadang
guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan dan melengkapi tugasnya. Guru juga
memfokuskan penilaian hasil dari aktivitas siswa.
Beberapa
karakteristik asesmen kinerja adalah:
a. menyusun response
b. pemikiran tingkattinggi
c. keautentikan
d. keterpaduan
e. proses dan produk
f. kedalaman vs luas namun dangkal
(Hibbard, 2000).
v JENIS-JENIS PENILAIAN KINERJA
Jenis penilaian kinerja
dibedakan atas 3 dimensi:
a. Membedakan antara proses dengan produk
b. Melibatkan antara pengaturan-pengaturan
yang nyata dengan yang tidak nyata.
c. Melibatkan pengaturan yang tersusun
secara alami.
Oosterhof (2001)
v Tujuh kriteria yang harus diperhatikan
yaitu:
a. Generability, semakin dapat
digeneralisasikan dengan tugas-tugas lain , maka semakin baik tugas tersebut
b. Authenticity, tugas yang diberikan harus
sesuai dengan apa yang sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari
c. Multiple, tugas yang diberikan sudah
mengukur lebih darisatu kemampuan-kemampuan yang diinginkan.
d. Teachability, tugas yang diberikan dalam
penilaian keterampilan atau penilaian kinerja adalah tugas-tugas yang relevan
dengan yang diajarkan guru.
e. Fairness, tugas yang diberikan harus
adil untuk semua peserta tes
f. Feasibility, harus relevan untuk dapat
dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan, waktu, atau
peralatannya.
g. Scorability, dapat diskor dengan akurat
dan reliabel.
v Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Kinerja
·
Keuntungan
yang paling penting dari penilaian kinerja adalah guru dapat secara langsung
mengukur ketrampilan-ketrampilan dari siswa dan bukan hanya dengan tes (paper
and pencil test) Saja. Termasuk pula penilaian ketrampilan-ketrampilan teori
tingkat yang lebih tinggi dan kebanyakan ketrampilan-ketrampilan psychomotor
Keuntungan
yang kedua dari penilaian kinerja adalah dapat mempengaruhi cara belajar siswa
dimana siswa tidak hanya sekedar menghapal saja tetapi bagaimana siswa
diharapkan dapat menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan semua
keterampilan-keterampilannya sehingga mereka dapat mengingatnya dengan lebih
baik.
Keuntungan
ketiga dari penilaian kinerja ini adalah guru dapat mengukur proses kinerja
siswa langkah demi langkah yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
·
Kekurangan
– kekurangan dalam penilaian kinerja
1. Masalah dalam instrumen tidak jelas,
sukar digunakan
2. Masalah prosedural: kemampuan terlalu
banyak, rata-rata hanya satu orang
3. Penskoran cederung bias atau subjektif
4. Waktu penilaian tidak memadai Penilaian
kurang obyektif
5. Kurang andal dalam pemberian angka
6. Tidak semua siswa mempunyai minat yg
sama dalam kegiatan/proses kinerja pada topik tertentu